" Tuan kadi,kami benar-benar saling mencintai.Tolonglah ,nikahkan kami " .
" Tak boleh.Anak sendiri mengaku gadis ini sudah bertunang dengan pemuda
lain.Saya tak mahu bersubahat dengan anak berdua ! " .
" Tapi dia tidak mencintai tunangnya itu ! "
" Itu soal lain.Soalnya, dia sudah bertunang! " .
" Apakah tuan kadi sanggup melihat kami bersekedudukan
dan melakukan zina ? "
" Astafirullahal'azim ! Mengucap nak ! "
" Kami masih ingatkan Allah,tuan kadi.Kami masih berpegang kepada ajaran
agama.Sebab itulah kami minta supaya kami dinikahkan.Kami tak mahu
bersekedudukan tanpa nikah ".
" Kalau anak berdua berpegang kepada
agama,anak juga harus berpegang kepada Adat .Adat yang telah menetapkan
pertunangan anak itu ".
" Saya tak mahu kahwin dengan tunang saya itu ! Saya tidak mencintai dia ! "
" Kalau begitu anak pulanglah dulu.Merayu
kepada ibu bapa anak supaya memutuskan pertunangan anak dengan pemuda
itu.Kemudian suruhlah kekasih anak ini masuk meminang ".
" Itu tidak mungkin,tuan kadi.Ibu bapa saya tidak akan menerima pinangan kekasih saya ini ".
" Anak mesti pujuk ibu bapa anak itu baik-baik " .
" Tidak, Tuan kadi.Orang tua saya tidak akan menerima pinangan dia.Lagipun, ayah
saya panas baran orangnya.Kalau saya minta pertunangan saya dengan pemuda
itu diputuskan, Dia pasti mengamuk.Dia akan bunuh saya tuan kadi ! "
" Tidak ada orang tua yang sanggup membunuh anak kandungnya sendiri ! " "
Tidak tuan kadi.Kalaupun ayah tidak sanggup membunuh saya,nyawa kekasih
saya ini yang akan menjadi mangsanya nanti ! ".
" Benar tuan kadi.Tolonglah nikahkan kami.Kami tidak ada pilihan lain lagi ".
" Kalau macam tu,saya pun tak ada pilihan .Saya tak dapat menikahkan anak
berdua.Anak cubalah pergi jumpa kadi daerah lain " .
Salim mengeluh kecewa.Begitu juga Anisa.Mereka berpandangan, hampa.Malam itu Salim tidak
dapat menumpukan perhatian kepada tugasnya.Entah berapa kali dia membuat
kesilapan memukul drumnya.Albert, ketua kumpulannya yang bermain Keyboard
dapat mengesan keadaan Salim.Sewaktu break dia mengajak Salim minum di
sebuah gerai di depan bangunan yang menempatkan Century Night Club ,tempat
mereka mengikat kontrak bermain muzik .
" So,you orang tak dapat nikah lagi ? " Albert menduga.
Salim hanya mengangguk.Albert merenung tepat wajah temannya itu,simpati. Beberapa ketika kemudian Albert bersuara perlahan-lahan. Teragak-agak .
" I kesian tengok you berdua. I betul-betul nak tolong you tapi tak tau macam mana…."
" Terima kasihlah Albert. You memang tak boleh tolong kita orang…"
Sepi.Salim dan Albert sama-sama terdiam.Masing- masing melayani perasaan sendiri.Salim tiba-tiba
teringat pada kekasihnya Anisa.Mungkin Ani sedang tidur di
bilik.Tapi,dapatkah dia tidur dalam keadaan fikirannya yang berkecamuk
macam sekarang ni ? . Salim terus termangu melayani fikirannya.Segala yang
telah berlaku mengimbas kembali dilayar kenangannya…… . Malam itu dia
memenuhi gesaan Anisa supaya menemui orang tua kekasihnya itu.Dia memang
amat keberatan tapi Anisa merayu dan menangis meminta dia datang .
" Datanglah bang….Kalau abang benar-benar cintakan Ani,"Anisa merayu...
Lalu dia memberanikan diri nekad mengunjungi keluarga Anisa.Sejak
ketibaannya dirumah itu lagi,renungan tajam Pak Jamlus,ayah Anisa membuat
jantungnya berdegup kencang.Namun rasa cintanya yang amat mendalam
terhadap Anisa menguatkan semangatnya. Akhirnya dia nekad membuka
mulut.Merayu agar pertunangan dengan Anisa dengan tunangnya diputuskan
bagi membolehkan dia berkhawin dengan Anisa .
" Apa,kau dah gila ? "
jerkah Pak Jamlus. " Senang-senang kau suruh aku putuskan pertunangan
anak gadis aku ? kurang ajar ! " .
Serentak dengan kata-kata itu penampar
Pak Jamlus,dukun juga guru ' Silat Rajawali ' Kampung Selesa singgah di
pipinya.
" Ayah ! " Anisa menjerit lalu menangis.Penampar orang tua itu
singgah pula di pipi Anisa.
" Kurang ajar ! Berani kau bawa budak jantan
ni,suruh aku putuskan pertunangan engkau.Baik engkau suruh budak ni
berambus sebelum aku kerat lehernya !
Dia tergamam.Tubuhnya menggeletar,
bukan kerana takut tetapi menahan rasa marah.Marah kerana dihina.Marah
melihat buah hatinya dilempang.Kemarahan nya yang meluap-luap membuat dia
nekad untuk menentang orang tua itu .
" Saya hormat Pak Jamlus sebagai orang tua.Sebagai ayah Anisa.Tapi kalau Pak Jamlus tak tau hormat orang lain,jangan salahkan budak macam saya ni kurang ajar pada Pak Jamlus ! ".
" Abang Salim ,jangan ! " Anisa menerpa lalu menghadang Salim dari
mendekati ayahnya.
" Kurang ajar ! " tengking Pak Jamlus berang dengan
mata yang terjegil.
" Abang Salim,baliklah. Kalau abang sayangkan
Ani,abang baliklah ," Anisa merayu sambil tersedu sedan.
Rayuan Anisa membuat kemarahannya reda.Dia sempat berfikir,menimbangk dan akibatnya
jika dia terlanjur menentang ayah kekasihnya itu .
" Tolonglah bang,baliklah ".
Dia berundur perlahan-lahan ke pintu,lalu keluar Malam itu dia tidak dapat melelapkan mata.Dia cuba menghuraikan kekusutan fikirannya.Bergelut menahan perasaan marah,sedih kecewa..Menjelang
subuh,dia mash lagi begitu.Namun sedikit demi sedikit timbul kekuatan dalam dirinya.Akhirnya dia membuat keputusan untuk melupakan Anisa.Sebagai langkah pertama,dia bertekad untuk ke Seremban,memenuhi pelawaan Albert untuk menyertai kumpulan muzik temannya itu bermain di sebuah kelab malam di sana.Hampir sebulan menyertai kumpulan Albert bermain di kelab malam
itu,dia berjaya meredakan kekecewaannya, Karenah para pengunjung kelab tersebut,gurau senda kawan-kawan serta kesibukan berlatih sedikit sebanyak membantu.Biarpun tidak berdaya melupakan terus Anisa,sekurang- kurangnya dia dapat menerima hakikat,jodohnya dengan Anisa memang tiada.Namun api cinta yang hampir terpadam,tiba- tiba marak kembali..Anisa tiba-tiba
muncul.Rupa- rupanya Anisa telah terlihat gambarnya bersama kumpulan muziknya di dalam sebuah surat khabar Cina.Anisa kemudian membuat keputusan melarikan diri dari rumah dan mencarinya. " Hari perkahwinan Ani semakin dekat.Ani tak sanggup menghadapi hari itu.
"Ani masih cintakan abang , " Ucap Anisa menahan sebak.
" Abang juga tak dapat menerima hakikat yang Ani akan jadi isteri orang lain.Kita akan nikah di sini ! "
katanya sambil mengesat air mata di pipi Anisa. Namun,kenyataannya, apa yang berlaku tidak semudah yang mereka rancangkan.Sudah hampir dua bulan mereka menemui kadi-kadi dan imam-imam di seluruh negeri itu.Berbelas- belas orang semuanya.Namun hasrat mereka bernikah tidak juga
tercapai.Semua kadi dan imam yang mereka temui enggan menikahkan mereka dengan alasan Anisah masih lagi menjadi tunangan pemuda lain..
" I betul-betul kasihan pada you orang berdua. I rasa nak cuba tolong you
orang . I memang ada satu cara…tapi, I tak tahu sama ada you orang
setuju atau tidak," Albert berkata perlahan-lahan, teragak-agak .
" Cara macam mana ? " dia menduga.
" You tahu kan . I ada buat kerja part time main muzik di church . Selalu juga I main muzik untuk wedding …."
Albert masih teragak-agak..
" Jadi ? " dia masih tidak dapat menangkap tujuan kata-kata Albert .
" I pernah main muzik untuk wedding satu pasangan bukan Kristian yang khawin di church …" " Maksud you , Albert ?
" dia ternganga,amat terkejut apabila menangkap apa yang ingin dicadangkan
oleh temannya itu.
" I hanya mahu tolong you orang berdua.Kalau you
orang dapat khawin secara Islam, why not you ….. "
" Tidak,Albert ! Tak mungkin ! ".
Albert terdiam.Dia serba salah Dia duduk bersandar di
kepala katil,menatap wajah Anisa yang sedang lena di sisinya...Wajah
kekasihnya itu kelihatan amat sugul.Penderitaan yang ditanggung jelas
terbayang pada wajahnya.Dia mengeluh.Sudah lebih tiga bulan Anisa datang
dan tinggal bersamanya.Sepanjan g masa itu sudah berbelas-belas kadi dan
imam yang ditemuinya.Impian mereka untuk diijabkabulkan sebagai suami
isteri yang sah tidak juga tertunai dan kini cadangan Albert seakan
membuka satu jalan untuk mereka.Jalan yang tidak pernah terlintas
difikarnnya sebelum itu.. Tidak ! Tidak mungkin ! Kenapa tidak ?
Inilah jalan terbaik buat engkau.Kalau tidak lupakan sajalah niat engkau
untuk berkhawin dengan dia ! Tapi , aku tidak rela….. Dia memang tidak
rela mengorbankan akidah dan imannya.Walaupun dia bukanlah seorang
penganut agamanya yang baik,tetapi dia tidak sanggup menyimpang dari
landasan ajaran agama itu.Malah sudah lebih tiga bulan dia tinggal
sebumbung,tidur sekatil dan sebantal dengan kekasihnya,dia masih dapat
menahan tuntutan nafsunya daripada melakukan zina.Sekurang- kurangnya ke
saat itu...Ini kerana dia tahu,zina adalah sesuatu yang amat dilaknat oleh
Allah.Apatah lagi untuk memilih jalan yang membuat dia menjadi murtad, dia
tidak rela sama sekali Pagi itu dia bersama Anisa pergi menemui seorang
lagi kadi.Kadi yang kesembilan belas dalam usaha untuk bernikah secara sah
menurut hukum agama.
" Baiklah ,kalau tuan kadi juga tidak dapat menikahkan kami,tak apalah," katanya kecewa. " Tapi ingat,jangan salahkan kami kalau kami menikah di gereja nanti ! ".
Entah macam mana kata-kata itu terkeluar dari bibirnya.
" Astafirullahal' azim ! Mengucap nak ! " .
Dia menarik tangan Anisa keluar dari pejabat kadi itu.Anisa mengekori kebingungan . Anisa tidak pasti adakah dia benar-benar mahu di bawa untuk berkahwin di gereja.Tapi rasa cinta yang amat mendalam terhadap Salim,membutakan mata hatinya.Lalu Anisa membulatkan tekad untuk menurut sahaja apa juga keputusan dan tindakan yang akan di lakukan oleh kekasihnya itu.
" Albert," Ucapnya perlahan .
" Ada apa Lim ? " Tanya Albert. " You pernah cakap nak tolong kita orang, kan ? " "
Ya,tapi…."
Albert tergamam. Dia memandang wajah Salim dan Anisa silih berganti.
" Kami dah buat keputusan untuk khawin di church ... I harap you tolong aturkan ! "
Albert merenung wajah kedua temannya itu dengan pandangan yang masih curiga.
" Tapi……."
" Kami tidak bergurau,Albert, please ,help us ! " .
Albert mengangguk perlahan ragu-ragu. Segala persiapan telah diatur.Pagi itu dia dan Anisa telah berpakain sekemis mungkin untuk dinikahkan di sebuah gereja di Bandar itu.Mereka menunggu
kedatangan Albert untuk membawa mereka ke gereja berkenaan .
" Sudahlah.Jangan menangis lagi " .
Dia memujuk Anisa yang menangis tidak
terhenti-henti sejak terjaga dari tidur subuh tadi. Subuh itu dia melihat
Anisa menunaikan solat subuh.Selesai solat Anisa berwirid dan berdoa
sambil menangis teresak-esak. Perlakuan Anisa itu membuat hatinya begitu
hiba.Dia hampir-hampir membatalkan niatnya untuk bekhawin di gereja.Namun
dia mengeraskan semangatnya, tetap tidak berganjak dari keputusannya. Dia
percaya,tindakannya itu nanti akan menjadi suatu protes terhadap kadi dan
imam . Kedengaran bunyi enjin kereta memasuki halaman rumah.Dia dan Anisa
menjengah kekuar melalui pintu.Ternyata bukan kereta Albert yang datang
tetapi sebuah teksi.Mereka berdua berpandangan, tertanya-tanya siapa yang
datang.Sejurus kemudian kelihatan Albert keluar dari pintu depan teksi
tersebut.Dia dan Anisa berasa lega.Tetapi sejurus kemudian dia dan Anisa
amat terkejut.Mereka tidak percaya apa yang mereka lihat.Ayah dan ibu
Anisa keluar dari pintu belakang teksi itu. Ibu Anisa terlebih dahulu
menerpa masuk lalu merangkul tubuh anak gadisnya.
" Ani ! " Ucapnya sambil menangis terharu.
" Mengucaplah nak.Jangan ikutkan kata hati.Ayah dan ibu izinkan engkau berdua berkhawin,nak ! ". " Ya Ani.Ayah izinkan.Ayah akan merestui perkahwinan engkau berdua ! "
Pak Jamlus bersuara menahan sebak. Anisa menerpa lalu melutut di kaki ayahnya itu. Pak Jamlus
memegang kedua belah bahu Anisa lalu mengangkat.
" Sudahla Ani,Salim.Kemaskanlah barang-barang engkau berdua.Ikut ayah balik.Ayah
akan uruskan perkhawinan engkau berdua," Kata Pak Jamlus lagi .
Dia terpinga-pinga .Masih tidak percaya apa yang berlaku.Dia berpaling merenung wajah Albert yang sejak tadi terpaku di muka pintu. Albert membalas renungannya, tersenyum sambil mengangguk-angguk…
KUASA HAMBA TERLETAK PADA DOA
Adakah kita mendahulukan ADAT daripada HUKUM Allah.... Renung-renungkanlah ...
No comments:
Post a Comment